Rabu, 26 September 2012

Cara Mengatasi Tumpahan Cairan Asam II

Penanganan Tumpahan Bahan Kimia




Asam  Sulfat, H2SO4
Jangan sentuh tumpahan asam karena dapat merusak kulit atau pakaian dan lantai. Netralkan tumpahan dengan larutan Soda atau kapur tohor, sebelum disiram dengan air. Beri ventilasi. Hati – hati terhadap tempat rendah (uap lebih berat dari pada udara). Pakai alat pelindung diri dalam menangani tumpahan asam.
Asam Klorida, HCl
Penanganan kebocoran gas atau tumpahan larutan HCl harus memakai alat pelindung diri, terutama pelindung pernafasan dan kulit. Uap dapat disemprot dengan air. Tumpahan yang tidak diambil dinetralkan dengan soda atau kapur tohor. Siram dengan air.
Asam Perklorat, HClO4
Setiap tumpahan asam perklorat di laboratorium segera harus diencerkan dengan airt. Tumpahan asam tidak boleh di lap dengan kain atau bahan selulosa lain, karena akan terbakar. Lantai bekas tumpahan dapat disiram dengan air. Jangan menyentuh tumpahan asam
Hidrogen Peroksida, H2O2
Gunakan alat pelindung diri dalam menangani kebocoran/tumpahan, beri ventilasi di daerah kerja. Jangan sentuh cairan. Sedikit tumpahan dapat disiram dengan air. Tumpahan jumlah banyak dapat diserap dengan tanah atau pasir. Jauhkan material yang mudah terbakar.
Asam Florida, HF
Penanganannya dapat ditangani oleh personel  yang  memakai alat pelindung diri. Jangan menyentuh bahan yang tertumpah. Serap Tumpahan yang terjadi dengan tanah, pasir atau lainnya yang inert. Uap HF dapat dibersihkan dengan semprotan air.
Asam Nitrat, HNO3
Isolasi daerah kebocoran / tumpahan, beri ventilasi dan tanda larangan masuk. Pakai alat pelindung diri. Jauhkan bahan mudah terbakar. Gunakan air untuk menyemprot uap atau untuk pendingin. Sedikit tumpahan dapat diserap dengan tanah atau pasir (non combustible). Tumpahan yang banyak dapat dinetralkan dahulu dengan Ca(OH)2 atau NaHCO3 sebelum dibuang secara khusus.
Asam Sianida, HCN
Pembersihan dilakukan oleh personel yang dilengkapi  dengan alat perlindungan diri. Matikan sumber api. Jangan sentuh HCN. Hindarkan agar Sianida tidak masuk ruangan tertutup. Hentikan kebocoran bila mungkin. Kebocoran cairan dapat diserap dengan penyerap (tanah atau pasir). Bekas tumpahan dapat disiram dengan air
  
 Benzena, C6H6
Gunakan  alat pelindung diri dalam menangani bahan tertumpah, beri ventilasi yang baik. Matikan atau singkirkan semua sumber penyalaan. Tumpahan jangan dibuang ke perairan, tutup tumpahan dengan pasir untuk kemudian dibakar. Bila tumpahan cukup banyak panggil pemadam kebakaran.
Toluena, C6H5CH3
Batasi daerah tumpahan. Pakai alat pelindung diri, matikan api atau sumber penyalaan. Beri ventilasi. Jangan dibuang ke sungai atau perairan. Tumpahan dapat diserap dengan pasir. Bila terjadi kebocoran besar, siapkan pasukan pemadam kebakaran.
Xilena, C6H4(CH3)2
Batasi daerah, beri ventilasi, pakailah pakaian pelindung. Ambil atau matikan semua sumber penyalaan. Cegah tumpahan mengalir ke dalam sungai. Tumpahan dapat diserap dengan pasir untuk kemudian dapat dibakar.
Fenol, C6H5OH
Batasi daerah kebocoran dan sediakan alat proteksi dan ventilasi. Singkirkan sumber panas atau api. Bahan tertumpah segera dikumpulkan dan diserap dengan pasir kering untuk dikuburkan secara aman. Cegah masuk ke dalam perairan, karena amat beracun.
Formaldehida, CH2O
Untuk membersihkannya, pekerja harus memakai alat pelindung diri. Beri ventilasi tempat kebocoran, dan singkirkan sumber – sumber pemanas atau penyalaan. Tumpahan dapat diserap dengan tanah dan pasir kering. Jangan menyentuh bahan. Uapnya  dapat disemprot dengan air.
Piridin, C5H5N
Batasi tumpahan, gunakan alat pelindung diri. Matikan nyala api atau pindahkan sumber pemanas. Jangan sentuh bahan dan cegah agar tidak terbuang ke dalam sungai.
Metanol, CH3OH
Pakailah alat pelindung diri terutama masker dan gloves. Matikan nyala api dan jauhkan sumber pemanas dan penyalaan. Jangan menyentuh metanol. Lakukan pengambilan bahan kembali (recovery), bila tidak mungkin tutup dengan pasir atau absorbent yang kemudian dapat dibakar.
Asetonitril, C2H3N
Gunakan alat pelindung diri seperti pakaian, gloves dan respirator yang tepat untuk menangani bahan tumpahan. Bahan tumpahan dapat diserap dengan kertas dan dibakar. Bekas tumpahan dapat dicuci dengan air sabun.
Dietil Eter, C4H10O
Bila ada eter tumpahan, segera matikan nyala api dan jauhkan sumber penyalaan. Siapkan pemadam kebakaran. Beri ventilasi, serap tumpahan ke dalam pasir.,  untuk kemudian dibakar di tempat aman. Hindari tumpahan masuk  ke dalam perairan atau sungai.
Heksana, C6H14
Hilangkan adanya sumber pemanas, karena uap dapat menuju titik nyala. Pakai alat pelindung diri seperti gloves, perisai muka dan respirator dengan kanister. Tumpahan dapat diserap pada kertas dan dibakar di tempat terbuka. Tumpahan jangan dibuang ke sungai.
Propil Alkohol, C3H8O
Bila terjadi tumpahan, batasi daerah tumpahan, berikan ventilasi dan jauhkan api atau panas dan percikan bunga api. Ambil tumpahan bila mungkin untuk recovery. Bila tidak, serap dengan pasir kemudian dibuang dengan aman. Bekas tumpahan dapat disiram dengan air.
Kloroform, CHCl3
Isolasi daerah kebocoran dan jauhkan orang – orang yang tidak berkepentingan. Beri ventilasi. Serap tumpahan dengan kertas penyerap dan biarkan menguap dalam lemari asam. Bakar kertas di tempat yang aman.
Karbon Tetraklorida, CCl4
Sedikit tumpahan dapat diserap dalam kertas penyerap dan uapkan dalam lemari asam. Kertas bekas dapat dibakar. Lantai bekas tumpahan dapat dicuci dengan air sabun.
Petroleum eter
Segera padamkan atau singkirkan sumber penyalaan atau api. Pakailah alat pelindung diri (goggles & gloves). Semprot dengan bahan pendispersi bila ada agar membentuk emulsi dan semprot dengan air banyak. Bila tak ada bahan pendispersi, serap bahan tumpahan dengan pasir, bawa ke tempat aman dan uapkan atau bakar.
Aseton, C3H6O
Pakailah alat pelindung diri dalam menangani tumpahan bahan, segera pindahkan atau padamkan nyala api. Tumpahan sedikit dapat diserap dalam kertas, uapkan dalam lemari asam. Bakarlah kertas penyerap. Bersihkan lantai dengan siraman air.
   
 

Cara Mengatasi Tumpahan Cairan Asam

Pembuangan Bahan Kimia Sisa Pakai Dari Laboratorium

Dari uraian terdahulu (WKA, No. 7, Th. IV, Januari 1989), dapat disimpulkan bahawa secara prinsip pengolahan dan  pembuangan limbah kimia tidaklah terlalu sukar. Sedikit pengetahuan dan kemauan untuk mengolahnya, akan berarti amat banyak bagi lingkungan. Mungkin inilah sikap moral yang perlu dipunyai oleh pengelola laboratorium, mengingat orang-orang inilah yang paling tahu akan bahaya dan pengendalian bahan kimia dari laboratoriumnya.
Sebagai lanjutan tulisan sebelumnya di bawah ini diberikan contoh prosedur untuk mengatasi tumpahan bahan kimia atau cara pembuangan yang aman. Tumpahan bahan kimia (spills) dapat mengenai kulit atau pakaian atau sepatu. Secara umum, kontaminasi pada kulit harus segera dicuci dengan sabun dan dibilas dengan banyak air. Apabila tumpahan tersebut mengenai pakaian atau sepatu, maka cuci dengan sabun atau dibakar. Juga tumpahan dapat terjadi pada meja atau lantai, dimana prosedur penanganan banyak berbeda. Pembuangan atau pemusnahan bahan kumia jumlah banyak (package lots) memerlukan pananganan tersendiri. Pembuangan langsung akan merusak lingkungan. Dalam menangani pembuangan atau pemusnahan bahan kimia perlu memakai lat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, pakaian laboratorium atau pelindung muka.
Untuk ringkasnya prosedur di bawah ini membahas penanganan tumpahan pada meja atau lantai dan pembuangan/pemusnahan bahan kimia jumlah banyak.

  • Halida Asam Organik
Contoh bahan :
Asetil bromida
Asetil klorida
Benzoil klorida

Pembuangan bahan tertumpah
Tutup dengan NaHCO3 dan pindahkan dalam wadah serta tambah dengan air. Biarkan sebentar dan buang bersama dengan sejumlah air.

Pembuangan/pemusnahan bahan
Campurkan dengan NaHCO3, dalam wadah gelas atau plastik dan tambahkan air dalam jumlah banyak sambil diaduk. Buang ke dalam bak air diikuti dengan banyak air.


  • Senyawa Halida Organik
Contoh bahan :
Alumunium klorida
Asam klorosulfonik
Stanilklorida
Penanganan bahan tertumpah
Tutup dengan NaHCO3 dan pindahkan ke dalam wadah serta tambah dengan air. Biarkan sebentar dan buang ke dalam bak pembuangan air bersama-sama dengan air jumlah banyak.

Pembuangan/pemusnahan bahan
Campur dengan NaHCO3 dalam sebuah wadah penguap. Semprot dengan NH4OH 6 M dan aduk serta tambah es untuk mendinginkan hasil reaksi. Setelah tidak terbentuk uap NH4Cl, tambah air dan aduk. Netralkan dengan HCl sebelum dibuang bersama-sama air.


  • Aldehida

Contoh bahan :
Asetaldehida
Akrolein
Benzaldehida
Kloral
Formaldehida
Furfural
Paraldehida

Penanganan bahan tertumpah
Sedikit :
Absorp pada kertas serap dan uapkan dalam almari asam dan bakar.
Banyak :
Tutup dengan NaHSO3, tambah air dan aduk. Pindahkan ke dalam wadah dan biarkan selama 1 jam. Buang dengan air dalam jumlah banyak.

Pembuangan/pemusnahan bahan
  1. Serap dalam adsorbent, bakar secara terbuka atau dalam insenerator.
  2. Larutkan dalam aseton atau benzena, bakar dalam insenerator.


  • Halida Organuk dan Senyawanya
Contoh bahan :
Aldrin
Klordan
Dieldrin
Lindane
Tetraetillead (TEL)
Vinilkloride

Pembuangan bahan tertumpah
Hindarkan sumber api. Absorpsi ke dalam kertas tissue. Masukkan ke dalam wadah gelas atau besi. Uapkan dalam almari asam dan bakar. Cuci wadahnya dengan sabun.

Pembuangan/pemusnahan bahan
  1. Tuangkan ke dalam  NaHCO3atau campuran pasir dengan NaOH (90:10). Aduk baik-baik dan pindahkan ke dalam insenerator.
  2. Larutkan ke dalam pelarut organik mudah terbakar (aseton, Benzena). Bakar dalam insenerator.


  • Asam Organik Tersubstitusi

Contoh  bahan :
Asam benzena sulfonat
Asam kloroasetat
Asam trikloroasetat
Asam fluoroasetat

Penanganan bahan tertumpah
Tutup tumpahan bahan dengan NaHCO3.  Pindahkan ke dalam wadah dan tambah air. Biarkan reaksi selesai dan buang ke dalam bak air.

Pembuangan/pemusnahan bahan
  1. Tuangkan ke dalam NaHCO3 berlebihan, campur dan tambahkan air. Biarkan 24 jam setelah itu secara perlahan-lahan buang bersama sejumlah air, atau
  2. Tuangkan ke dalam absorbent dalam insenerator. Tutup dengan sisa kayu atau kertas, siram dengan alkohol bekas dan bakat, atau
  3. Larutkan dalam pelarut mudah terbakar atau sisa alkohol, Bakar dam insenerator.


  • Amin Aromatik Terhalogenasi dan Senyawa Nitro

Contoh bahan :
Diklorobenzena
Dinitroanilin
Endrin
Metil isotiosianat
Nitrobenzena
Nitrofenol


Penanganan bahan tertumpah
Serap dengan kertas tissue. Uapkan dalam almari asam dan bakar. Tumpahan dalam jumlah besar dapat diserap dengan pasir + NaHCO3. Campur dengan potongan kertas dan bakar dalam insenerator.

Pembuangan/pemusnahan
  1. Seperti pada tumpahan banyak, atau
  2. Dibakar langsung dalam insenerator dengan schrubber, atau
  3. Campur dengan pelarut mudah terbakar (alkohol, benzena) dan bakar dalam insenerator.


  • Senyawa Amin Aromatik

Contoh bahan :
Anilin
Benzidine (karsinogenik)
Pyridine

Penanganan bahan tertumpah
Sedikit :
Serap dalam kertas tissue atau kertas bekas. Biarkan menguap dalam almari asam dan sisanya dibakar.
Banyak :
Tutup dengan campuran pasir dan NaOH (90:10). Aduk dan campur dengan potongan-potongan kertas dan bakar dalam insenerator.

Pembuangan/pemusnahan bahan
  1. Dapat dilakukan seperti pada tumpahan banyak.
  2. Larutkan dalam pelarut mudah terbakar (alkohol, benzena) dan bakar dalam insenerator.

  • Fosfat Organik dan Senyawa Sejenis

Contih bahan :
Malathion
Methyl parathion
Parathion
Tributilposfat

Penanganan bahan tertumpah
Absorp dalam kertas tissue atau kertas bekas dan bakar.


Pembuangan/pemusnahan bahan
  1. Bakar langsung ke dalam insenerator setekah dicampurkan dengan pelarut organik yang mudah terbakar.
  2. Campur dengan kertas bekas dan bakar dalam insenerator dengan schrubber alkali.

  • Basa Alkali dan Amonia

Contoh bahan :
Amonia anhirat
Kalsium hidroksida
Natrium hidroksida

Penanganan bahan tertumpah
Encerkan dengan air dan netralkan dengan 6 M HCl, serap dengan kain atau pindahkan pada suatu wadah untuk dibuang.

Pemusnahan
Tuangkan dalam bak dan encerkan dengan air serta netralkan. Buang dalam pembuangan air biasa.

  • Bahan Kimia Oksidator

Contoh bahan :
Ammonium dikromat
Ammonium perklorat
Ammonium persulfat
Asam perklorat

Penanganan bahan tertumpah
Tumpahan zat padat atau cairan ditutup atau dicampur dengan reduktor seperti garam hipo, bisulfit dan ferosulfat yang ditambahkan sedikit 3 M asam sulfat. Pindahkan dalam suatu wadah dan netralkan dibuang lewat bak air.

Pembuangan/pemusnahan
Tambah sejumlah larutan pereduksi (hipo, bisulfit atau ferosulfat yang ditambah H2SO4). Biarkan reaksi selesai dan netralkan dengan NaOH atau HCl. Buang dengan banyak air.

  • Bahan Kimia Reduktor

Contoh bahan :
Natrium bisulfit
Natrium nitrit
Natrium Sulfit
Belerang oksida

Pananganan bahan tertumpah
Tutup atau campur dengan NaHCO3. Biarkan reaksi selesai dan pindahkan ke dalam suatu wadah. Tambahkan kalsium hipoklorit, Ca(OCl)2 perlahan-lahan. Tambah air dan biarkan reaksi selesai. Encerkan dan netralkan sebelum dibuang ke dalam pembuangan air.
Pembuangan/pemusnahan bahan
Gas (seperti SO2) :
Alirkan ke dalam larutan NaOH atau larutan kalsium hipoklorit
Padat :
Campur dengan NaOH (1:1), tambah air sampai membentuk slury. Tambahkan kalsium hipoklorit dan air serta biarkan selama 2 jam. Netralkan sebelum dibuang ke dalam pembuangan air.

  • Sianida dan Nitril

Penanganan bahan tertumpah
Sianida :
Serap cairan pada kertas bekas/tissue. Uapkan dalam almari asam dan bakar, atau pindahkan ke dalam wadah gelas dan basakan dengan NaOH dan aduk. Ke dalam slury tambahkan ferosulfat berlebih. Setelh satu jam, dibuang ke dalam pembuangan air.
Nitril :
Tambah NaOH berlebih dan Ca(OCl)2 untuk membentuk sianat. Pindahkan ke wadah gelas dan buang ke dalam pembuangan air setelah satu jam reaksi. Cuci bekas wadah dengan larutan hipoklorit.

Pembuangan/pemusnahan bahan
Sianida :
Tambahan bahan ke dalam larutan basa dari kalsium hipoklorit berlebih. Biarkan 24 jam dan buang ke dalam pembuangan air.
Nitril :
Tambahkan ke dalam NaOH-alkohol untuk membentuk sianat, setelah satu jam, uapkan alkohol. Tambah ke dalam residu sianat sejumlah larutan basa kalsium hipoklorit berlebih. Setelah 24 jam buang ke dalam pembuangan air.

  • Eter

Contoh bahan :
Anisole
Etil eter
Metil eter
Penanganan bahan tertumpah
Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaOH atau NaHCO3. Campurdan tambahkan air bila perlu. Pindahkan slurry untuk dinetralkan dan dibuang dalam bak pembuangan air.

Pembuangan/pemusnahan bahan
Bahan berupa cair atau padat dilarutkan ke dalam pelarut organik yang mudah terbakar. Bakar dalam insenerator.

  • Asam Inorganik

Contoh bahan :
Asam klorida
Asam fluorida
Asam nitrat
Asam posfat
Asam sulfat

Penanganan tumpahan
Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaHCO3 atau campurkan NaOH dan Ca(OH)2 (1:1). Campur dan bila perlu tambah air agar membentuk slurry. Buang slurry tersebut ke dalam air yang sedang mengalir.

Pembuangan/pemusnahan bahan
Tambahkan ke dalam sejumlah besar campuran NaOH dan Ca(OH)2. Buang campuran tersebut ke dalam air yang sedang mengalir.

PENUTUP
Cara-cara penanganan bahan tertumpah dan pembuangan atau pemusnahan bekas di atas, hanya meliputi bahan-bahankimia yang sering dipakai dalam laboratorium. Masih banyak bahan-bahan kimia lain yang belum dibahas. Meskipun cara-cara tersebut di atas cukup baik dan aman, tetapi cara pemakaian kembali atau recovery merupakan cara yang terbaik di Indonesia, dimana bahan-bahan kimia cukup mahal. (Soemanto Imamkhasani, Puslitbang Kimia Terapan – LIPI)

Cara Mengatasi Tumpahan Mercury

“Tumpahan bahan kimia dapat terjadi kapan dan dimana pun”

Merck:/category_description/images/1509500_l-1-absorbents_for_spilled_liquids.jpgMelihat pernyataan diatas ini tentunya Anda semua setuju, bahwa dimana pun dan kapan pun kecelakaan yang mengakibatkan tumpahan bahan kimia dapat terjadi. Termasuk di area kerja Anda sehari-hari, hal ini mungkin dapat terjadi apapun penyebabnya. Kecelakaan ini membawa resiko terhadap pengguna bahan kimia maupun lingkungan kerja. Resiko yang dapat ditimbulkan pun bervariasi, dari ringan hingga yang paling berat sekali pun, yaitu kematian apabila hal ini tidak dipandang sebagai suatu hal yang penting mesti ada di area kerja Anda.

Melihat hal diatas, maka seluruh pengguna bahan kimia disarankan untuk menyiapkan prosedur penanganan tumpahan bahan kimia. Penting pula, bahwa prosedur tersebut juga perlu disosialisasikan kepada seluruh pengguna bahan kimia di area kerja Anda agar dapat dilaksanakan apabila tumpahan terjadi.

Di dalam prosedur tersebut, tentunya terdapat material atau bahan penyerap tumpahan yang sepatutnya bersifat inert atau tidak bereaksi dengan tumpahan untuk mencegah resiko bahaya lebih lanjut. Lebih baik lagi, jika bahan penyerap tersebut juga memiliki sifat sebagai penetral tumpahan. Sifat-sifat bahan penyerap yang demikian itu dapat Anda temui di produk Merck Chemicals, yang bernama Chemizorb®.

Chemizorb® memiliki keunggulan yang tidak saja memiliki sifat-sifat diatas, tapi juga mampu menyerap tumpahan hingga 4 kali beratnya sendiri. Hal ini dikarenakan Chemizorb® berisikan mineral berpori, ko-polimer sintetik dalam bentuk serbuk atau granul. Chemizorb® hadir dalam 3 bentuk, yaitu Chemizorb® generalis, spesialis (asam, basa, atau khusus asam hidrofluorat), dan kit khusus untuk menyerap tumpahan air raksa (Hg).

Chemizorb® generalis yang tidak larut dalam air atau media lain yang berbentuk cair ini tersedia dalam 2 bentuk, serbuk dan granul. Bentuk serbuk memungkinkan penutupan area permukaan tumpahan yang lebih luas dibandingkan dengan bentuk granul. Hanya saja, bentuk serbuk ini tidak cocok digunakan di ruang terbuka, seperti gudang bahan kimia, karena dapat terbang terbawa aliran udara. Dalam hal ini, bentuk granul yang justru direkomendasikan.

Jika bahan kimia yang Anda pakai spesifik asam, basa, atau khusus asam hidrofluorat, maka bukan Chemizorb® generalis disarankan, tetapi Chemizorb® spesialis. Hal ini dikarenakan Chemizorb® spesialis  ini mampu menyerap tumpahan dan sekaligus sebagai penetral tumpahan. Selain itu, Chemizorb® spesialis dilengkapi pula dengan indikator pH. Indikator pH ini akan memberikan indikasi warna dalam melihat apakah proses penetralan tumpahan telah atau belum sempurna. Sebagai contoh, indikator pH dalam Chemizorb® Asam akan menunjukkan warna oranye atau kuning yang menandakan proses penetralan telah sempurna dilakukan. Tentu saja, setelah proses penyerapan ini selesai, Chemizorb® yang telah mengikat zat tumpahan dikumpulkan dan dipindahkan ke wadah pembuangan untuk selanjutnya diperlakukan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan ditangani sesuai dengan prosedur yang berlaku. Daerah yang terkontaminasi oleh tumpahan dapat dibersihkan dengan air secukupnya.

Selain jenis diatas, Chemizorb® juga tersedia dalam bentuk kita yang siap pakai untuk tumpahan merkuri atau persenyawaan merkuri. Kit ini kami namakan All-in-one set” Chemizorb® Hg. Karena merkuri ini merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cairan pada temperatur kamar ini memiliki sifat beracun dan teratogenik, maka kita perlu ekstra hati-hati dalam menangangi tumpahan. Oleh karena itulah, kami telah menyiapkan kit untuk Anda pakai dengan aman sesuai dengan prosedur yang telah tersedia di dalam kemasannya.

Jumat, 21 September 2012

SIMBOL BAHAYA II

Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3.



Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas



Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.


Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab 
timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor



Flammable (mudah terbakar)
Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.



Bahaya : mudah terbakar
Meliputi :zat terbakar langsung, contohnya aluminium alkil fosfor; keamanan : hindari campuran dengan udara.
Gas amat mudah terbakar. Contoh : butane, propane. Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C. contoh : aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.



Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.



Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau 
kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke 
dokter bila kemungkinan keracunan.



Harmful Irritant (bahaya iritasi)
Ada sedikit perbedaan pada symbol ini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi. Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20, R21 dan R22
Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan R41
.



Kode Xn (Harmful)
Bahaya : menimbulkan kerusakan kecil pada tubuh,
Contoh : peridin
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, 
segera berobat ke dokter bila kemungkinan keracunan.
Kode Xi (irritant)
Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Contoh : ammonia dan benzyl klorida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan 
mata.



Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.



Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan 
mata



Dangerous for Enviromental (Bahan berbahaya bagi lingkungan)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan yaitu R50, R51, R52 dan R53.



Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan


SIMBOL BAHAYA


Berbagai Lambang Pada Wadah Bahan Kimia Dan Artinya

0 comments


Lambang : E
Nama       : Explosive
Arti          : Bahan Kimia Bersifat Dapat Meledak
Lambang : F
Nama       : Highly Flammable
Arti          : Bahan Kimia Bersifat Mudah Menyala / Terbakar
Lambang : F+
Nama       : Extremely Flammable
Arti          : Bahan Kimia Bersifat Sangat Mudah Terbakar
Lambang : O
Nama       : Oxidant Substance
Arti          : Bahan Kimia Bersifat Pengoksidasi

Lambang : T
Nama       : Toxic
Arti          : Bahan Kimia Bersifat Racun
Lambang : T+
Nama       : Very Toxic
Arti          : Bahan Kimia Bersifat Racun Kuat

Lambang : C
Nama       : Corrosive
Arti          : Bahan Kimia Bersifat Korosif atau Dapat Merusak jaringan Hidup














Lambang : Xi
Nama       : Irritant
Arti          : Bahan Kimia Dapat Menyebabkan Iritasi Terhadap Jaringan atau Organ Tubuh
Lambang : Xn
Nama       : Harmful
Arti          : Bahan Kimia Dapat Melukai jaringan Atau Organ
Lambang : Xn
Nama       : Dangerous For the Environtment
Arti          : Bahan Kimia Bersifat Berbahaya Bagi Satu atau beberapa Komponen Dalam Lingkungan Kehidupan












Lambang : !
Nama       : -
Arti          : Terdapat pada zat kimia HCl

Jumat, 14 September 2012

SILABUS

Beberapa hal yang akan dipelajari

1. Gambaran umum laboratorium pendidikan dan manajemen pengelolaan laboratorium
2. Jenis dan Fungsi Alat-alat gelas di laboratorium
3. Jenis-jenis alat distilasi, ekstraksi, dan kromatografi.
4. Jenis dan fungsi alat-alat instrumentasi
5. Cara-cara pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan
6. Cara-cara perawatan alat dan pemeliharaan bahan
7. Cara menyusun SOP alat dan Bahan
8. Teknik validasi hasil pengukuran
9. Teknik pengambilan sampel
10. Keamanan dan keselamatan penggunaan bahan kimia

SONG



VIDEO LUCU




                                                 

VIDEO MOTIVASI



                                          
                                              

Selasa, 11 September 2012

CHEMISTRY EXPERIMENT

                                                             TITRASI ASAM-BASA      

                                     
                                       WARNA NYALA ALKALI DAN ALKALI TANAH

                                                 
                                                 UJI KADAR NaClO DALAM CAIRAN      

                                                                    
                                                                       SEL VOLTA  


                                                                   ELEKTROLISIS                          


                                                              
                                                           LARUTAN ELEKTROLIT                          




                                                                COBALT COMPLEXES

                                                       ELEPHANT'S TOOTHPASTE


                                                                COLOURED FLASK


                                                        

                                                                JUMPING SODIUM


                      

                                         THERMAL DECOMPOSITION (TERMOLYSIS)

      

                                                 
                                                       RED CABBAGE CHEMISTRY